Skip to main content

Makalah Perababan Islam Peradaban Islam di Indonedia Peradaban Islam di Dunia



KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur selalu kami hanturkan kehadirat Allah SWT. Yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, hidayah serta inayahnya kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan tugas penyusunan makalah pendidikan agama islam dengan judul Peradaban Islam.
Makalah sejarah Peradaban Islam ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah PendidikanAgama Islam yang dibimbing oleh bpk. Ahmad Gozali, SHI, MH
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami tidak menutup diri dari para pembaca akan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi perbaikan dan peningkatan kualitas penyusunan makalah dimasa yang akan datang.
Dan kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan suatu kemanfaatan bagi kami penyusun dan para pembaca semuanya AMIN. 







Jakarta, 13 September 2017

Penyusun


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................1
Daftar Isi............................................................................................................2
Pendahuluan.......................................................................................................3
A. Islam Sebelum Kerasulan Muhammad SAW...............................................5
B. Islam Pada Masa Kerasulan Muhammad SAW............................................5
C. Islam Pada Masa Khulafaur Rasyidin...........................................................6
D. Islam Pada Masa Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah................................7
E.  Islam Di Dunia Barat Abad Pertengahan.....................................................8
F. Masa Integrasi...............................................................................................9
G. Model Peradaban Islam................................................................................11
H. Peradaban Islam di Indonesia.......................................................................12
Kesimpulan........................................................................................................14
Daftar Pustaka....................................................................................................15









BAB 1
PENDAHULUAN
a. latar Belakang
                   Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab al-Hadhārah al-Islāmiyah. Kata Arab ini sering juga diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan Kebudayaan Islam. Kebudayaan Islam dalam dalam bahasa Arab adalah al-Tsaqāfah. Di Indonesia sebagaimana juga di Arab dan Barat, masih banyak orang yang mensinonimkan dua kata “kebudayaan” (Arab, al-Tsaqāfah; Inggris, culture) dan beradaban (Arab, al-Hadhārah; Inggris, civilization). Dalam perkembangan ilmu antropologi sekarang, kedua istilah itu dibedakan, kebudayaan  adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat. Sedangkan, manifestasi-manifestasi kemajuan mekanis dan teknologis lebih berkaitan dengan peradaban. Kalau kebudayaan lebih banyak direfleksikan dlam seni, sastra, religi (agama), dan moral, maka peradaban terefleksi dalam politik, ekonomi dan teknologi.
Disisi yang lain, akar kata madana lahir kata benda tamaddun yang secara literal berarti peradaban (civilization) yang berarti juga kota berlandaskan kebudayaan (city base culture) atau kebudayaan kota (cultural of the city). Di kalangan penulis Arab, sendiri.perkataan tamaddun digunakan-kalau tidak salah-untuk pertama kalinya oleh Jurji Zaydan dalam sebuah judul buku Tarikh al-Tamaddun al-Islami (Sejarah Peradaban Islam), terbit tahun 1902-1906. Sejak itu perkataan tamaddun digunakan secara luas dikalangan umat islam. Di dunia Melayu tamaddun digunakan untuk pengertian peradaban. Di Iran orang dengan sedikit berbeda menggunakan istilah tamaddon dan madaniyat. Namun di Turki orang dengan menggunakan akar madinah atau madana atau madaniyyah menggunakan istilah medeniyet dan medeniyeti. Orang-orang Arab sendiri pada masa sekarang ini menggunakan kata hadharah untuk peradaban, namun kata tersebut tidak banyak diterima umat Islam non-Arab yang kebanyaan lebih menyukai istilah tamaddun. Di benua Indo-Pakistan tamaddun digunakan hanya untuk pengetian kultur, sedangkan peradaban menggunakan istilah tahdhib.
Kata peradaban sering kali dikaitkan dengan kebudayaan, bahkan banyak penulis barat yang mengidentikan “kebudayaan” dan “peradaban” islam. Sering kali peradaban islam dihubungkan dengan peradaban Arab, meskipun sebenarnya antara Arab dan Islam tetap bisa dibedakan. Adapun yang membedakan antara kebudayaan tersebut adalah dengan adanya peningkatan peradaban pada masa jahiliyah yang berasal dari kebodohan. Hal ini pada akhirnya berubah ketika Islam datang yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW di Arab. Sehingga pada masanya kemudian islam berkembang menjadi suatu peradaban yang menyatu dengan bangsa Arab, bahkan berkembang pesat kebagian belahan dunia yang lainnya, Islam tidak hanya sekedar agama yang sempurna melainkan sumber peradaban islam.Peradaban merupakan kebudayaan yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimana kebudayaan tersebut tidak hanya berpengaruh di daerah asalnya, tapi juga mempengaruhi daerah-daerah lain yang menjadikan kebudayaan tersebut berkembang
Dengan merujuk pada narasi diatas, maka dapat dikonsepsikan bahwa Sejarah Peradaban Islam adalah gambaran produk aktivitas kehidupan umat Islam pada masa lampau yang benar-benar terjadi dalam aspek politik, ekonomi, dan tekhnologi yang bersumberkan pada nilai-nilai ajaran Islam. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Peradaban Islam merupakan identitas ummat Islam sejak masa lampu.
Setelah hampir 14 abad lamanya umat Islam membangun peradaban tentunya ada beberapa catatan penting yang menjadi sejarah dalam pembangunan peradaban tersebut. Islam sebenarnya bukanlah agama yang baru saja hadir 14 abad yang lalu akan tetapi ajaran Nya telah disempurnakan pada saat itu oleh Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam. Sam sendiri adalah agama yang mengajarkan ketauhidan dan perintah untuk menyembah Allah Hal ini telah berlaku sejak zaman Nabi Adam alaihissalam hingga saat ini. Adapun Catatan sejarah yang termasuk dalam peradaban Islam dapat diketahui dalam penjelasan berikut ini mengenai sejarah peradaban islam .
b. Rumusan Masalah
          1. Bagaimana sejarah  peradaban islam di Dunia ?
            2. bagaimana sejarah  peradaban islam di Indonesia  ?
            3.  Faktor  yang mempengaruhi kemunduran peradaban islam ?
c. Tujuan
          1. untuk  mengetahui peradaban islam di Dunia
            2. untuk mengetahui peradaban islam di Indonesia
            3. mengetahui factor yang menyebabkan kemunduran peradaban islam









BAB 2
ISI
A. Islam Sebelum Kerasulan Muhammad SAW
Masyarakat dunia menganggap bahwa Islam dibawa oleh Nabi Muhammad SAW akan tetapi sebenarnya Islam sudah ada sejak zaman Nabi Adam As meskipun ajarannya belum disempurnakan.
·         Masa kenabian sebelum rasulullah
Sebelum diutusnya Rasulullah SAW para nabi dan rasul sebelumnya hanya menyampaikan wahyu ataupun ajarannya kepada umatnya masing-masing dan hal ini berbeda dengan Islam yang dibawa oleh Muhammad SAW yang bersifat universal. Seperti halnya para nabi dan rasul yang diutus kepada beberapa kaum contohnya Nabi Musa Alaihissalam yang diutus pada kaum Bani Israil maupun Nabi Luth yang diutus kepada kaum Negeri.
·         Kondisi Manusia pada masa sebelum kenabian Muhammad
Pada masa itu Islam belum banyak dianut oleh masyarakat dan para nabi serta Rasul mendapat pertentangan yang sangat keras dari kaumnya dan bahkan tidak jarang di antara mereka yang mendapatkan siksaan dan perlakuan yang kejam dari para kaum kafir.
Meskipun demikian ada beberapa kejadian penting yang terjadi dalam sejarah peradaban Islam sebelum kenabian Muhammad SAW seperti dibangunnya atau dipugarnya Baitullah yang saat ini dikenal sebagai Ka’bah oleh Nabi Ibrahim As beserta putranya Ismail As. Sejarah Islam pun berlanjut dari Nabi ke nabi dan rasul ke Rasul pada setiap zaman dan akhirnya peradaban Islam yang baru dimulai setelah diutusnya Nabi Muhammad SAW ke dunia.
B. Islam Pada Masa Kerasulan Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 12 rabi’ul Awwal tahun gajah dan kelahirannya merupakan suatu awal penyempurnaan agama Islam yang dianut oleh umat muslim dunia saat ini. Muhammad SAW adalah rasul terakhir yang menerima wahyu dari Allah subhanahu wa ta’ala melalui Malaikat Jibril dan kemudian Wahyu tersebut dikenal sebagai kitab Alquran yang menjadi pedoman hidup bagi kaum muslimin. Tidak hanya Alquran saja yang menjadi pedoman bagi umat muslim akan tetapi segala perkataan dan perbuatan Muhammad shallallahu alaihi wasallam yang dikenal dengan Hadits Rasulullah juga menjadi pedoman lain dalam menentukan segala aspek kehidupan manusia terutama umat Islam.
Pada masa kepemimpinan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam banyak kejadian yang terjadi dan tercatat dalam sejarah umat Islam diantaranya.


·         Peperangan Umat islam
Umat islam pada masa Rasulullah melakukan peperangan dalam Perang Uhud, Perang Badar, dan beberapa perang lainnya selain itu rasulullah juga berhasil merebut kota Mekah dengan terjadinya peristiwa Fathul Mekah. Setelah terjadinya peristiwa Fathul Mekah banyak Masyarakat khususnya kaum Arab yang masuk Islam cara berbondong-bondong dan selanjutnya dimulailah pembangunan dan segala sesuatu yang mendukung perkembangan Islam dan dakwah di Jazirah Arab.
·         Pengembalian fungsi ka’bah dan Pembangunan Mekah
Saat itu Ka’bah kembali disucikan dan berhala-berhala yang ada di sekitarnya yang merupakan sembahan kaum Quraisy dihancurkan. Rasulullah SAW dan umatnya pun membangun beberapa masjid besar seperti Masjid Nabawi, masjid-masjid lainnya yang digunakan sebagai tempat beribadah umat muslim pada saat itu.
Islam juga Mulai disebarkan ke negara atau daerah lain di luar Arab seperti halnya saat Rasulullah mengirim utusan kerajaan Persia dan beberapa kerajaan lain yang ada di sekitar Jazirah Arab meskipun Rasulullah mengalami banyak penolakan dari negeri tersebut. Setelah Rasul wafat maka kepemimpinan umat Islam dan peradabannya dilanjutkan oleh para khalifah yang dikenal dengan sebutan Khulafaur Rasyidin.
C. Islam Pada Masa Khulafaur Rasyidin
Khulafaur Rasyidin atau empat khalifah besar yang memimpin umat Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW,  memberi pengaruh yang berperan penting dalam perkembangan dan pertumbuhan peradaban Islam di dunia. Empat hal tersebut adalah Abu Bakar As Siddiq, Umar Bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali Bin Abi Thalib. Beberapa peristiwa penting yang terjadi pada masa kekhalifahan tersebut diantaranya adalah
1.      Masa Khalifah Abu Bakar As Siddiq
Abu Bakar As Siddiq adalah khalifah pertama yang diangkat setelah meninggalnya Rasulullah SAW. Pada masa kepemimpinan Khalifah Abu Bakar As Siddiq banyak hal yang terjadi diantaranya terjadinya perang riddah di mana peran tersebut adalah untuk memerangi kaum yang murtad. Salah satunya adalah kaum Musailamah Al Kadzab yang mengaku sebagai nabi palsu. Selain itu Khalifah Abu Bakar as-siddiq mulai melakukan pembinaan administrasi kepemerintahan dan memberlakukan musyawarah kepemimpinan untuk menentukan Segala keputusan yang menyangkut umat. Ekspansi dan penyebaran Islam Bung mulai dilakukan hingga ke negeri Syria.
2.      Masa Khalifah Umar Bin Khattab.
Pada masa kepemimpinan Umar Bin Khattab terdapat beberapa pembenahan dalam sistem kepemerintahan salah satunya adalah integrasi pembangunan administrasi, dan pemisahan kekuasaan legislatif,yudikatif dan eksekutif. Selain itu Khalifah Umar Bin Khattab juga memberlakukan sistem gaji bagi para pegawai pemerintahan,pajak, kepolisian,baitul mal, dan pembukuan mushaf Alquran.
3.      Masa Khalifah Usman Bin Affan
Pada masa kepemimpinan khalifah Utsman bin Affan Islam mulai disebarkan dan ekspansi telah mencapai Turki,  Armenia dan sekitarnya. Kekuasaan Islam di daerah-daerah tersebut dipegang oleh Marwan bin Hakam. Selain itu pada masa Khalifah Usman juga terjadi pembangunan Daerah Arab khususnya perluasan Masjid Nabawi di Madinah.
4.      Masa khalifah Ali bin Abi Tholib
Masa kekhalifahan Ali Bin Abi Thalib tidak berlangsung lama dan banyak hal yang terjadi membuat pecahan diantara umat muslim pemberontakan para kaum murtad. Banyak pejabat yang dipecat pada masa ini dan khalifah Ali juga menarik tanah wakaf serta memberlakukan diskriminasi pajak. Setelah kepemimpinan Ali berakhir maka berakhir pula lah masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin. Selanjutnya pemerintahan Islam Diteruskan oleh kekuasaan Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah.
 D. Islam Pada Masa Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah
Setelah masa kepemimpinan Khulafaur Rasyidin berakhir makalah kepemimpinan umat Islam di Jazirah Arab pada umumnya dipegang oleh kekuasaan Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah. Pada masa kepemimpinan dua dinasti ini Islam mengalami kemajuan pesawat dan mulai disebarkan ajarannya hingga ke Eropa.
·          Masa Daulat Bani Umayyah
Dinasti Bani Umayyah berlangsung selama 90 tahun lamanya dan kepemimpinan baiklah berbentuk monarki hereditas sistem kerajaan yang pemimpinnya diturunkan atas nasab atau keturunan para raja.  Pusat pemerintahan dan ibukota Bani Umayyah ada di damaskus dan mereka menganut Islam aliran sunni. Pada masa Bani Umayyah Islam mulai masuk ke Eropa melalui Spanyol atau daerah Andalusia.
Terjadi peperangan antara tentara Islam yang dipimpin oleh Thariq Bin Ziyad dengan pasukan raja Visigoth dari Spanyol yang dikenal dengan perang Guadalitte. Setelah Setelah mengalami perluasan wilayah dan beberapa kemunduran yang disebabkan oleh banyaknya tokoh yang berkhianat dan pemerintahan tipu muslihat akhirnya kekuasaan Bani Umayyah berakhir dan selanjutnya Diteruskan oleh daulat Bani Abbasiyah.
·          Masa daulat Bani Abbasiyah
Daulat Bani Abbasiyah mulai berkuasa sejak berakhirnya kepemimpinan Bani Umayyah dan pemerintahan Bani Abbasiyah berlangsung sekitar 508 Tahun Lamanya. Pemerintahan Bani Abbasiyah dipengaruhi oleh kerajaan Persia dan Turki serta mencapai puncak keemasannya pada masa pemerintahan Khalifah Harun Al Rasyid pada tahun 786 hingga 809 Masehi dan putranya Al Ma’mun yang berkuasa dari tahun 813 hingga 833 Masehi.
Pemerintahan Dinasti Bani Abbasiyah berubah-ubah sesuai dengan raja yang berkuasa pada saat itu dan pusat pemerintahannya berada di Kota . Dinasti Bani Abbasiyah menganut Islam aliran Syiah dan pada masa kepemimpinan Bani Abbasiyah, Islam mengalami kemajuan yang sangat pesat di bidang ilmu pengetahuan dan bahkan melebihi dunia barat saat itu. Pada akhirnya kekuasaan bani Abbasiyah mengalami kehancuran akibat persaingan antar bangsa konflik keagamaan dan ancaman kerajaan di Eropa serta gaya hidup mewah dari para raja mereka itu sendiri. Berdasarkan perubahan pola pemerintahan dan politik itu, para sejarawan biasanya membagi masa pemerinthan membagi masa pemerintahan Bani Abbas menjadi lima periode;
a.       Periode Pertama (132 H/750 M – 232 H/847 M), disebut periode pengaruh Persia pertama.
b.      Periode Kedua (232 H/847 M – 334 H/945 M), disebut masa pengaruh Turki pertama.
c.       Periode Ketiga (334 H/945 M – 447 H/1055 M), masa kekuasaan dinasti Buwaih dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh Persia kedua.
d.      Periode Keempat (447 H/1055 M – 590 H/1194 M), masa kekuasaan dinasni Bani Saljuk dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh Turki kedua.
e.       Periode Kelima (590 H/1194 M – 656 H/1258 M), masa khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaanya hanya efektif disekitar kota Baghdad.
E.  Islam Di Dunia Barat Abad Pertengahan
Setelah islam mengalami perluasan hingga ke Eropa maka terjadilah banyak perubahan dan perkembangan kehidupan umat Islam pada saat itu terutama di abad pertengahan. Pada saat itu terdapat perbedaan yang sangat mencolok antara kondisi kehidupan umat Islam di Eropa dengan bangsa barat yang tinggal di benua tersebut.
·          Kondisi bangsa barat pada abad pertengahan
Abad pertengahan yang berlangsung sekitar tahun ke-7 hingga tahun ke-11 Masehi dapat dikatakan sebagai abad kegelapan bagi bangsa barat terutama di Eropa. Ilmu pengetahuan belum banyak berkembang dan masyarakat barat saat itu tinggal dalam lingkungan yang kumuh, liar, dan kota terbesar nya hanya berpenduduk tidak lebih dari 25000 jiwa. Rumah-rumah dan bangunan yang ada di sana hanya terbuat dari batu dan mereka tinggal di dalamnya bersama dengan binatang peliharaan.
Jalan jalan yang ada di kota Eropa pada abad pertengahan belum mendapatkan penerangan mereka tidak memiliki  sistem drainase atau saluran air. Banyak wabah penyakit yang terjadi saat itu karena masyarakat Barat belum mengetahui cara menjaga kebersihan dengan baik. Artinya kehidupan mereka pada saat itu sangatlah jauh dari kemakmuran sebagaimana yang diceritakan oleh sejarawan mereka sendiri terutama mengenai kehidupan bangsa anglo-saxon yang mendiami kawasan Inggris.
·           Kondisi Masyarakat Islam pada abad pertengahan
Bisa dibilang kondisi umat Islam pada abad pertengahan terutama yang mendiami wilayah Spanyol dan Andalusia di Eropa sangat berbeda dengan kondisi bangsa barat pada umumnya. Kota-kota yang didiami oleh umat Islam seperti Cordoba Granada dan kota lainnya telah memiliki lebih dari satu juta jiwa penduduk. Ilmu pengetahuan dan arsitektur berkembang dengan pesat kota-kota yang ada di sana dilengkapi dengan penerangan jalan yang sangat baik atau sistem saluran air yang digunakan untuk menjaga kebersihan Kota dan lingkungan. Bangunan indah dan taman-taman yang dibangun pada masa itu seperti istana Az Zahra Cordoba dan benteng Alhambra atau istana Alhambra Granada.
Pada masa ini juga lahir ilmuwan-ilmuwan Islam yang membawa perubahan bagi sistem pendidikan umat Islam khususnya di bidang kedokteran, matematika, filsafat, dan lain sebagainya. Beberapa ilmuwan muslim dari abad pertengahan yang terpopuler pada saat itu antara lain Ibnu Sina atau Avicenna yang lahir pada abad pertengahan atau sekitar tahun ke-11 Masehi penulis buku dasar ilmu kedokteran yang saat ini digunakan oleh para ilmuwan ataupun dokter di dunia barat buku itu dikenal dengan nama Al Qanun Fi thib atau Canon of medicine.
Selain Ibnu Sina ilmuwan lain yang terkenal pada masa itu adalah Khawarizmi yang menemukan dasar-dasar ilmu matematika dan sistem numerik yang digunakan dalam ilmu tersebut hingga saat ini atau yang dikenal dengan ilmu aljabar.
F. MASA DISINTEGRASI
1.      Dinasti yang Memerdekakan Diri dari Baghdad
Disentegrasi dalam bidang politik sebenarnya sudah mulai terjadi di akhir zaman Bani Umayyah. Akan tetapi, berbicara tentang politik Islam dalam lintas sejarah, akan terlihat perbedaan antara pemerintahan Bani Umayyah dengan pemerintahan Bani Abbas. Wilayah kekuasaan Bani Umayyah, mulai dari awal berdiri sampai masa keruntuhannya, sejajar dengan batas-batas wilayah kekuasaan Islam. Hal ini tidak seluruhnya benar untuk diterapkan pada pemerintahan Bani Abbas. Kekuasaan ini tidak pernah diakui di Spanyol dan Afrika Utara, kecuali Mesir yang bersifat sementara dan kebanyakan bersifat nominal. Bahkan dalam kenyataannya, banyak daerah tidak dikuasai khalifah.[7] Secara riil, daerah itu berada dibawah kekuasaan gubernur-gubernur propinsi bersangkutan. Hubungannya dengan khalifah ditandai dengan pembayaran upeti.[8]
Akibat dari kebijakan yang lebih menekankan pembinaan peradaban dan kebudayaan Islam dari persoalan politik itu, propinsi-propinsi tertentu di pinggiran mulai lepas dari genggaman kekuasaan Bani Abbas. Ini bisa terjadi dalam salah satu cara: pertama, seorang pemimpin lokal memimpin suatu pemberontakan dan berhasil memperoleh kemerdekaan penuh. Seperti Daulah Umayyah di Spanyol dan Idrisiyah di Maroko. Kedua, seorang yang ditunjuk oleh gubernur menjadi khalifah, kedudukannya semakin bertambah kuat, seperti Daulah Aghlabiyah di Tunisia dan Thahiriyah di Khurasan.
2.      Perebutan kekuasaan di Pusat Pemerintahan
Faktor lain yang menyebabkan peran politik Bani Abbas menurun adalah perebutan kekuasaan di pusat pemerintahan. Hal ini sebenarnya juga terjadi pada pemerintahan-pemerintahan Islam sebelumnya. Tetapi, apa yang terjadi pada pemerintahan Abbasiyah berbeda dengan yang terjadi sebelumnya. Pertumpahan darah pertama dalam Islam karena perebutan kekuasaan terjadi pada masa kekhalifaan Ali ibn Abi Thalib. Pertama-tama, Ali menghadapi pemberontakan dari Thalhah, Zubair dan Aisyah. Alasan pemberontakan itu adalah Ali tidak mau menghukum para pembunuh Usman.
Pada masa pemerintahan Bani Abbas, perebutan kekuasaan seperti itu juga terjadi, terutama di awal berdirinya. Akan tetapi, pada masa-masa berikutnya, seperti yang terlihat pada periode kedua dan seterusnya, meskipun khalifah tidak berdaya, tidak ada usaha untuk merebut jabatan khalifah dari tangan Bani Abbas. Hal ini disebabkan khalifah sudah dianggap sebagai jabatan keagamaan yang sacral dan tidak bisa diganggu gugat lagi. Sedangkan, kekuasaan dapat didirikan di pusat maupun daerah yang jauh dari pusat pemerintahan dalam bentuk dinasti-dinasti kecil yang merdeka. Tentara Turki berhasil merebut kekuasaan tersebut.

3.      Perang Salib
Gerakan penting dalam gerakan ekspansi yang dilakukan oleh Alp Arselan adalah peristiwa Manzikart (464 H/1071 M). tentara Alp Arselan yang hanya berkekuatan 15.000 prajurit, dalam peristiwa ini berhasil mengalahkan tentara Romawi yang berjumlah 200.000 orang terdiri dari tentara Romawi, Ghuz, Al-Akraj, Al-Hajr, Prancis dan Armenia. Peristiwa ini menanamkan benih permusuhan dan kebencian orang Kristen terhadap umat Islam, yang kemudian mencetuskan Perang Salib. Kebencian itu bertambah setelah Dinasti Saljuk dapat merebut Bait al-Maqdis pada tahun 471 H dari kekuasaan Dinasti Fathimiyah, Mesir. Penguasa Saljuk menetapkan beberapa peraturan bagi umat Kristen yang ingin berziarah ke Bait al-Maqdis. Peraturan itu dirasakan sangat menyulitkan mereka.[9] Untuk memperoleh kembali keleluasan berziarah ke tanah suci Kristen itu, pada tahun 1095 M, Paus Urbanus II berseru kepada umat Kristen di Eropa supaya melakukan perang suci.[10] Perang ini kemudian dikenal dengan nama Perang Salib, yang terjadi dalam tiga periode;
a.       Periode Pertama; tahun 1095 M., 150.000 orang Eropa, sebagian besar bangsa Prancis dan Norman, berangkat menuju konstantinopel, kemudian ke Palestina. Tentara Salib yang dipimpin oleh Godfrey, Bohemond, dan Raymond ini memperoleh kemenangan besar. Setelah menaklukkan Bait al-Maqdis, tentara Salib melanjutkan ekspansinya. Mereka menguasai kota Akka (1104 M), Tripoli (1109 M), dan Tyre (1124 M). di Tripoli mereka mendirikan kerajaan Latin IV. Rajanya adalah Raymond.[11]
b.      Periode Kedua; imaduddin Zanki, penguasa Moshul dan Irak, berhasil menaklukkan kembali Aleppo, Hamimah dan Edessa pada tahun 1144 M. namun, ia wafat tahun 1146 M. tugasnya dilanjutkan oleh puteranya, Nuruddin Zanki. Yang berhasil mereput Antiochia dan Edessa dapat direbut kembali. Jatuhnya Yarussalem ke tangan kaum muslimin sangat memukul perasaan tentara salib. Merekapun menyusun rencana balasan. Kali ini tentara Salib dipimpin oleh Frederick Barbarossa, raja Jerman, Richard The Lion Hart, raja Inggris, dan Philip Augustus, raja Prancis.
c.       Periode Ketiga; tentara Salib pada periode ini dipimpin oleh raja Jerman, Frederick II. Kali ini mereka berusaha merebut Mesir lebih dahulu sebelum ke Palestina, dengan harapan dapat bantuan dari orang-orang Kristen Qibthi. Perang Salib yang berkobar di timur. Perang ini tidak berhenti di Barat, di Spanyol, sampai umat Islam terusir dari sana. Walaupun umat Islam berhasil mempertahankan daerah-daerah dari tentara Salib, namun kerugian yang mereka derita bayak sekali, karena peperangan terjadi di kawasan Islam.

4.      Sebab-Sebab Kemunduran Pemerintahan Bani Abbas
Berakhirnya kekuasaan dinasti Saljuk atas Baghdad atau khalifah Abbasiyah merupakan awal dari periode kelima. Pada periode ini, khalifah Abbasiyah tidak lagi berada di bawah kekuasaan atau dinasti tertentu, walaupun banyak sekali dinasti Islam berdiri. Ada diantaranya yang cukup besar, namun yang banyak adalah dinasti kecil. Di samping kelemahan khalifah, banyak faktor yang menyebabkan khalifah Abbasiyah menjadi mundur, masing-masing faktor tersebut saling berkaitan satu sama lain. Beberapa di antaranya adalah; a) Persaingan antar Bangsa, b) Kemerosotan ekonomi, c) Konflik keagamaan, dan d) Ancaman dari luar.

G. Model Peradaban Islam
Peradaban yang dibangun oleh Nabi Muhammad Saww. adalah peradaban yang dibangun di atas pijakan pandangan dunia agama bukan materi. Islam lebih mengedepankan nilai-nilai ruhani dan kemanusiaan. Materi - termasuk teknologi - bukan tujuan utama tetapi hanya aksidental. Keberhasilan menurut Islam tidak diukur dengan perolehan materi yang banyak tetapi diukur dengan pendekatan diri kepada Allah dan memperbanyak bekal untuk hari akhir. Imam Ali as. di saat kepalanya ditebas oleh seorang Khawarij secara spontan berkata, "Demi Tuhan Ka'bah, aku telah berhasil !". Sampainya seseorang kepada Allah Swt dan berkhidmat kepada manusia adalah prestasi yang dituntut oleh Islam. Materi sebagai materi tidak mempunyai nilai apapun di mata Islam. Materi akan berarti jika dimaknai dengan tujuan-tujuan akhirat. Dalam tulisan ringkas ini, saya tidak perlu mengutip ayat maupun hadis tentang iman dan amal kebaikan, karena sangat banyak ayat dan hadis yang menjelaskan hal tersebut.
Nabi Muhammad Saww. dengan peradaban yang berdasarkan nilai-nilai agama dan kemanusiaan berhasil mengalahkan dua kekuatan yang kuat; Persia dan Romawi yang membangun peradaban dengan kekuatan materi. Meskipun pada perkembangan berikutnya para pemimpin Islam, khususnya khilafah Abbasiyyah, lebih concern pada pembangunan materi bukan pengembangan nilai-nilai agama dan kemanusiaan.
Yang perlu diperhatikan adalah bahwa kenyataan umat Islam dewasa ini, individual dan komunal, karena posisinya yang terbelakang tidak lagi melihat dunia dengan pandangan dunia agama dan mereka ingin bangkit membangun peradaban berdasarkan kemajuan teknologi. Umat Islam lebih terobsesi untuk meraih materi ketimbang nilai-nilai agama dan kemanusiaan. Malah sebagian besar, mengukur keberhasilan seseorang dengan sejauh mana ia mendapatkan materi. Pujian si fulan berhasil disebabkan ia menjadi pengusaha. Lebih tragis lagi lembaga-lembaga keagamaan pun dianggap maju kalau telah memiliki fasilitas-fasilitas yang maju, mutu pendidikan yang dihasilkannya dipandang dengan sebelah mata. Sehingga pada gilirannya lembaga pendidikan lebih mengutamakan unsur komersilnya ketimbang mutu pendidikannya.
Dan dalam skala yang lebih besar, pengelompokkan negara dengan negara maju, negara berkembang dan negara terbelakang berdasarkan teknologi yang materialis. Sebuah negara yang memiliki teknologi yang canggih adalah negara yang menjadi idola negara-negara berkembang, tanpa melihat sejauh mana kehancuran moral di negeri itu. Sebaliknya negara yang tidak memiliki teknologi yang maju dianggap terbelakang meskipun negara itu menjaga nilai-nilai kemanusiaan.
Barat dengan teknologinya menjadi panutan bagi negara-negara Islam dan tidak jarang mereka mendikte negara-negara Islam. Dan itu suatu hal yang wajar, karena yang menjadi trend sekarang adalah ilmu pengetahuan dan teknologi. Umat Islam pun agar tidak dikatakan ketinggalan zaman berusaha untuk mengikuti dan mengekor Barat. Padahal umat Islam untuk tampil sebagai kekuatan yang disegani seharusnya kembali kepada ajaran Islam yang telah membangun peradaban berdasarkan nilai-nilai agama dan kemanusiaan bukan teknologi yang materialis. Teknologi bukan dasar maupun ukuran untuk menilai kemajuan di hadapan Allah Swt. Karena setinggi apapun peradaban yang berdasarkan teknologi hanya akan meninggalkan kenangan sejarah dan menjadi obyek wisata untuk masa yang akan datang, sebagaimana kita saksikan sisa-sisa peradaban umat-umat terdahulu yang sekarang tinggal puing-puingnya saja.
Peradaban Islam, meskipun tidak meninggalkan peninggalan teknologi yang sangat berarti, telah berhasil mewariskan ajaran-ajaran yang benar dan suci yang dapat membentuk insan-insan yang bersih, jujur, dan berkemanusiaan sepanjang zaman.
Oleh karena itu untuk menghadapi hegemoni dan supremasi Barat tidak dengan mengejar mereka dengan ilmu pengetahun dan teknologi, tetapi menghadapinya dengan mengembangkan nilai-nilai agama dan kemanusiaan. Dan dengan nilai-nilai itu Nabi Muhammad mampu mengalahkan peradaban Persia dan Romawi pada waktu itu.
H.  PERADABAN ISLAM DI INDONESIA
1.      Sebelum Kemerdekaan
Oleh karena penyebaran Islam di Indonesia pertama-tama dilakukan oleh para pedagang. Pertumbuhan komunitas Islam bermula di berbagai pelabuhan-pelabuhan penting Sumatera, Jawa dan pulau lainnya. Kerajaan-kerajaan Islam yang bertama berdiri juga berasal dari pesisir. Demikian halnya dengan kerajaan Samudera Pasai, Aceh, Demak, Banten dan Cirebon, Ternate dan Tidore. Dari sana kemudian Islam menyebar dan hampir merata di berbagai wilayah Nusantara.
Di samping merupakan pusat-pusat politik dan perdagangan, ibu kota kerajaan juga merupakan tempat berkumpul para ulama. Ibn Bathuthah menceritakan, sultan kerajaan Samudera Pasai, Sultan al-Malik al-Zahir, dikelilingi oleh ulama dan mubalig Islam, dan raja-raja sendiri sangat menggemari diskusi mengenai masalah-masalah keagamaan. Raja Aceh mengngkat para ulama untuk dijadikan sebagai penasihat dan pejabat di bidang keagamaan. Sultan Iskandar Muda mengangkat Syaikh Syamsuddin al-Sumatrani mejadi mufti kerajaan Aceh, Sultan Iskandar Tsani mengangkat Syikh Nuruddin al-Raniri menjadi mufti kerajaan.
Kedudukan ulama sebagai penasihat raja, terutama dalam bidang keagamaan juga terdapat di kerajaan-kerajaan Islam lainnya. Di Demak, penasihat Raden Fatah adalah para Wali, terutama Sunan Ampel dan Sunan Kalijaga. Sunan Gunung Jati bahkan disamping berperan sebagai guru agama dan mubalig, juga langsung berperan sebagai kepala pemerintahan. Di Ternate, sultan dibantu oleh sebuah badan penasihat atau lembaga adat. Pada umumnya badan ini beranggotakan para ulama.

2.      Setelah Kemerdekaan
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, sejak awal kebangkitan nasional, posisi agama sudah mulai dibicarakan dalam kaitannya dengan poltik atau Negara. Ada dua pendapat yang didukung oleh dua golongan yang bertentangan tentang hal itu. Satu golongan berpendapat; Negara Indonesia merdeka hendaknya merupakan Negara “sekuler”, Negara yang dengan jelas memisahkan persoalan agama dan politik, sebagaimana diterapkan di Negara Turki oleh Mustafa Kemal. Golongan lainnya berpendapat; Negara Indonesia merdeka adalah “Negara Islam”. Kedua pendapat ini terlihat sebelum kemerdekaan dalam polemik antara Soekarno dengan Agus Salim.
Meskipun persoalan itu belum selesai dipecahkan, tampaknya para pemimpin bangsa Indonesia sudah bergerak memikirkan alternative “jalan tengah” dari dua pendapat tersebut. Mereka menganjurkan suatu Negara yang mempunyai dasar keagamaan secara umum dan pemerintah mengakui nilai keagamaan yang positif, karena itu akan memajukan kegiatan keagamaan. Dalam kerangka itulah, Departemen Agama didirikan, yang menangani berbagai macam persoalan tentang keagamaan, antara lain: pendidikan, haji, hokum Islam,dan MUI.
                                                                                               










BAB 3
PENUTUP
a. Kesimpulan
            Secara tekstual sejak 14 abad yang lalu, al-quran telah menegaskan  bahwa islam adalah ajaran universal yang visi dan misi kebenaran ajaran nya melampaui batas-batas suku, etnis, bangsa, dan bahasa. Yaitu rahmatan lil alamin. Oleh karena itu, berbagai seruan dalam al-quran yang banyak menggunakan ungkapan berciri kosmopolitanisme dan globalisme. Quran menujukan konsen pluaralisme nya. Yang ditandai dengan ditandai banyak firman Allah yang di mulai dengan ungkapan “wahai manusia” bahkan lebih dari itu, islam sebagai agama penutup secara instrinsik jangkauan dakwahnya mendunia, bukan hanya kepada suku, rasial, kelompok seperti agama yang mendahuluinya. Sejak awal perkembanganya, islam tumbuh dalam pergumulan dengan pemikiran dan peradaban umat manusia yang dilewatinya dan karena terlibat dalam proses dialektika yang didalam nyaterjadi pengambilan dan pemberian. Dari kebudayaan arab, islam telah mengambil dan lebih tepatnya dikatakan memelihara dan mengembangkan beberapa hal seperti moral, tata pergaulan, dan hukum keluarga serti system politik pun diambil dari kebudayaan arab.
b. Saran
            kita sebagai umat islam harus melestarikan budaya dan mengembangkan nilai-nilai keislaman di dalam bermasyarakat.











DAFTAR PUSTAKA
Taufik Abdullah (Ed), Sejarah Umat Islam Indonesia, (Jakarta: Majelis Ulama Indonesia, 1991), 39.
[1] Hassan Ibrahim Hassan, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Yogyakarta: Penerbit Kota Kembang, 1989), 34.
[2] Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid 1, (Jakarta: UI Press, 1985), 58.
[3] Syibli Nu’man, Umar yang Agung, (Bandung: Penerbit Pustaka, 1981), 264-276.
[4] Ahmad Amin, Islam dari Masa ke Masa, cet. 1 (Bandung: CV. Rusyda, 1987) 87.
[5] Hassan Ibrahim Hassan, Sejarah dan Kebudayaan Islam……. 62.
[6] Abu A’la Al-Maududi, Khalifah dan Kerajaan, (Bandung: Mizan, 1984),
[7] Sir William Muir, The Caliphat, (New York: AMS Inc., 1975), 432.
[8] W. Montgomery Watt, Politik Islam dalam Lintasan Sejarah, (Jakarta: P3M, 1988), 152.
[9] Hassan Ibrahim Hassan, Tarikh al-Islam, Jilid IV, (Kairo: Maktabah al-Nahdhah al-Mishriyah, 1967), 243-244.
[10] Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya……… 78.
[11] M. Yahya Harun, Perang Salib dan Pengaruh Islam di Eropa, (Yogyakarta: Bina Usaha, 1987), 12-14.
[12] Syibli Nu’man, Umar yang Agung……… 161.
[13] Hassan Ibrahim Hassan, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Yogyakarta: Kota Kembang, 1989), 312.
[14] Hamka, Sejarah Umat Islam III, (Jakarta: Bulan Bintang, 1981), 57.
[15] Hassan Ibrahim Hassan, Sejarah dan Kebudayaan Islam……… 324-325.
[16] Syed Mahmudunnasir, Islam Its Consepts and History, (New Delhi: Kitab Bahavan, 1981), 163.
[17] S.M. Ikram, Muslim Civilization in India, (New York: Columbia University Press, tt), 247.
[18] P.M. Holt, dkk, (ed), The Cambridge History of Islam, vol. IA, (London: Cambridge University Press, 1970), 417.
[19] S.I. Poeradisastra, Sumbangan Islam kepada Ilmu dan Peradaban Dunia, (Jakarta: P3M, 1986), 70.
[20] Abu’l-Hasan Ali Al-Nadwi, Islam Membangun Peradaban Dunia, (Jakarta: Pustaka Jaya-Djambatan, 1988), 220.

Comments

Popular posts from this blog

Teks Cerita Sejarah Pribadi

Teks cerita sejarah adalah teks yang berisi atau menjelaskan peristiwa atau kejadian fakta dimasa lalu. Teks Cerita Sejarah Pribadi adalah teks yang berisi atau menjelaskan peristiwa atau kejadian fakta dari kecil hingga sekarang. Perbedaan Teks Sejarah Pribadi dengan Biografi: kalau Biografi itu ditulis oleh orang lain yang biasanya pada saat yang bersangkutan telah tiada Sedangkan Teks cerita sejarah pribadi ditulis oleh orang yang mengalami kejadian tersebut. Perbedaan dengan Pengalaman: jika pengalaman hanya menceritakan satu kejadian saja sedangkan teks pribadi hampir semua yang terjadi. Di bawah ini adalah contoh teks cerita Sejarah Pribadi. Namaku Fatimah Az-zahrah, aku biasa dipanggil dengan sebutan Fatimah, aku anak ketiga dari tiga bersaudara.Aku terlahir dari keluarga yang sederhana.Sekarang aku bersekolah di SMAN 1..... Sebelum aku menemukan kebahagian hidupku banyak hal-hal buruk dan menyedihkan yang kuhadapi, jika ada orang yang mengatakan bahwa kehidupanku sel

Pertanyaan pilihan ganda tentang Pendidikan Pancasila

PERTANYAAN BAB 1 “PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA” 1.       Undang-Undang yang menyebutkan bahwa kurikulum nasional setiap perguruan tinggi wajib menyelenggarakan mata kuliah agama, pancasila, kewarganegaraan, dan bahasa indonesia adalah a.        UU No. 20 tahun 2002                              c. UU No 12 tahun 2003 b.       UU No. 12 tahun 2012                             d. UU No 11 tahun 2012 2.       Student Active Learning merupakan strategi pengembangan metode pembelajaran pendidikan pancasila yang berbasis kompetensi. Dibawah ini yang tidak termasuk metode pendekatan Student Active Learning adalah a.        Studi kasus                                                             c. Debat b.       Permainan                                                              d. Menghapal 3.       Dibawah ini yang   bukan merupakan pernyataan benar terkait dengan dasar yuridis adalah a.        Pancasila sebagai norma dasar negara seperti yang tertuang dala

Aspek Hukum Bentuk Badan Usaha

MODUL PERKULIAHAN HUKUM BISNIS DAN LINGKUNGAN   Aspek Hukum Bentuk Badan Usaha Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Akuntansi 0 1 F041700009 Hefti Juliza (43217010143) Abstract : Kompetensi Pendahuluan Mahasiswa mampu menjelaskan Aspek Hukum Bentuk Badan Usaha Pembahasan Setiap perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya sesuai dengan pengertian perusahan, maka u